DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Morfologi.............................................................................................................2
B. Diksi.....................................................................................................................8
C. Makna Kata........................................................................................................11
D.Istilah....................................................................................................................12
BAB III PENUTUP.........................................................................................................14
A. Kesimpulan........................................................................................................14
B. Saran .................................................................................................................14
Daftar Pustaka..................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan secara
terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna.
terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan ruang lingkup morfologi?
2. Apa perbedaan jenis dan bentuk kata?
3. Apa pengertian dan syarat diksi?
4. Apa yang dinamakan dengan istilah dan makna kata?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
1. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup morfologi?
2. Untuk mengetahui perbedaan jenis dan bentuk kata?
3. Untuk mengetahui pengertian dan syarat diksi?
4. Untuk mengetahui yang dinamakan dengan istilah dan makna kata?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Morfologi
1. Pengertian Morfologi
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’. Dalam kajian linguistik, morfologi berarti ‘ilmu menegenai bentuk –bentuk dan pembentukan kata. Dengan kata lain morfologi ialah ilmu yang membicarakan morfem. Morfem ialah bentuk bahasa yang terkecil yang tidak dapat lagi dibagi menjadi bagian – bagian yang lebih kecil.
Ada dua macam morfem yaitu:
a. Morfem Bebas adalah morfem yang tanpa keterkaitanya dengan morfem lain dapat langsung digunakan dalam penuturan. Dengan demikian, morfem bebas merupakan morfem yang diucapkan tersendiri; seperti: gelas, meja, pergi dan sebagainya. Jadi dapat dikatakan bahwa morfem bebas itu kata dasar.
b. Morfem Terikat adalah morfem yangharus terlebih dahulu digabung dengan morfem lain untuk dapat digunakan dalam penuturan. Contoh morfem ini : ter-, per-, -i, -an. Di samping itu ada juga bentuk-bentuk seperti –juang, -gurau, -tawa, yang tidak pernah juga diucapkan tersendiri, melainkan selalu dengan salah satu imbuhan atau lebih.
2. Bentuk Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu.Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat:
a. Kata Dasar
Kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan.atau dapat dikatakan bahwa kata dasar adalah kata yang belum dipengaruhi oleh imbuhan dan sisipan.Contoh:makan, minum, batu, cinta, dan sebagainya.
b. Kata Turunan
Perubahan yang disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata.
Macam-Macam Imbuhan (Afiks)
a.Awalan (prefiks/ prefix)
Awalan (prefiks / prefix) adalah imbuhan yang terletak di awal kata. Prefiks dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Awalan terdiri dari me, di, ke, ter, pe, per, se, ber,contoh:
ambil→mengambil, cuci→ mencuci, cuci → pencuci
beli→membeli beli→ pembeli
siksa→ menyiksa siksa→ penyiksa
Ø Awalan ber
Penggunaan awalan ber- mempunyai kaidah-kaidah sebagai berikut.
ber + rantai → berantai
ber + rantai → berantai
ber + ajar → belajar
ber + balik → berbalik
Ø Awalan di dan ter
Awalan di- dan ter- berfungsi membentuk kata kerja dan membawa arti yang pasif. Penempatan obyek di depan sebagai subyek dalam kalimat dan pemindahan pelaku menjadi obyek dalam kalimat dapat diterapkan untuk kedua awalan ini.
Contoh: Kotoran itu diinjak oleh temanku. (membawa arti pasif)
Pintu itu tertutup. (arti pasif)
Ø Awalan se
Awalan se- berfungsi untuk membentuk kata benda.
Contoh: Ikat → seikat,
Ø Awalan ke-
Berfungsi membentuk kata kerja intransitif ( tidak membutuhkan obyek).
Contoh: Luar → keluar (Ia sedang keluar .)
b.Akhiran (sufiks/ sufix)
Akhiran (sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya di sebut safiksasi (suffixation). Akhiran terdiri dari kan, an, i, nya, man, wati, wan, asi, isme, in, wi, dan lainnya dalam contoh.
c.Sisipan (infiks /infix)
Sisipan (infiks/ infix) adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, artinya pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak mengalami pertambahan secara umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut infixation. Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan –in.
contoh: -er + gigi→gerigi
-el + tunjuk →telunjuk
in + kerja→kinerja
d. Konfiks
a. Ber-kan
contoh: bersenjatakan, berdasarkan.
contoh: bersenjatakan, berdasarkan.
b. Ber-an
contoh:berlarian, beterbangan
contoh:berlarian, beterbangan
c. Per-kan
contoh:pertunjukan,perkenalkan
contoh:pertunjukan,perkenalkan
d. Per-an
contoh:peristirahatan, persembunyian
contoh:peristirahatan, persembunyian
a. Per-i
contoh: pebaiki,persetujui
contoh: pebaiki,persetujui
b. Pe-an
contoh: pembinaan, penghijauan, pemasaran
contoh: pembinaan, penghijauan, pemasaran
c. Di-kan
contoh:dikaruniakan,dimakankan
contoh:dikaruniakan,dimakankan
d. Di-i
contoh: dinaiki, dikaruniai
contoh: dinaiki, dikaruniai
e. Me-kan
contoh:menyebabkan
contoh:menyebabkan
f. Me-i
contoh:menerangi,menyukai, menyenangi
contoh:menerangi,menyukai, menyenangi
g. Ter-kan
contoh: tergadaikan, tercampakkan
contoh: tergadaikan, tercampakkan
h. Ter-i
contoh:terlempari
contoh:terlempari
i. Ke-an
contoh:kedutaan, kelurahan
contoh:kedutaan, kelurahan
c. Kata Ulang
Kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian.contoh:sepeda-sepeda ,rumah-rumah
d. Kata Majemuk
Gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.Misalnya : kolam renang, pasukan tempur, barisan tempur, medan tempur, brigade tempur, daya tempur, lomba lari, tenaga kerja dan masih banyak lagi.
3. Jenis Kata
1. Kata Benda (Nomina)
Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada bentuk suatu benda. Contoh : makanan, minuman, kayu, meja, kursi, pancaindera.
2. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan.
Contoh: membeli, membunuh, memotong, tidur,menelan, memukul, menabrak.
3. Kata Sifat (Adjektifa)
kata sifat mampu menerangkan kuantitas dan kualitas dari kelompok kelas kata benda atau kata ganti.
Contoh: kuat, lemah, rajin, malas, gelap-gulita, pontang-panting.
4. Kata Ganti (Pronomina)
Kelompok kata ini dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan. Yang termasuk jenis kata ini adalah segala kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau yang dibendakan.
Contoh: aku,saya, kamu, engkau, kalian, dia, mereka,-nya,-ku,-mu.
5. Kata Keterangan (Adverbia)
Kata keterangan adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan bahkan mampu memberikan keterangan pada seluruh kalimat.
Contoh:ia berjalan perlahan-lahan,Ia menyanyi dengan nyaring
6. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan ialah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah, kumpulan, urutan sesuatu yang dibendakan.
Contoh: satu, dua, tiga, empat, seratus, seribu, pertama, kedua, ketiga, kelima, kesepuluh, beberapa, segala, semua, tiap-tiap dan sebagainya
7. Preposisi (kata depan)
Kata depan ialah jenis kata yang terdapat di depan nomina (kata benda), misalnya : dari, ke & di.
8. Kata Tanya
Kata tanya ialah perkataan yang digunakan untuk bertanyakan sesuatu.
Contoh: Bagaimana,Mengapa,Dimana,Berapa,Kapan,Siapa,Apa
9. Interjeksi (kata seru)
Kata seru ialah kata yang mengungungkapkan perasaan.contoh: yah, wah, ah, hai, celaka, masa, kasihan dan sebagainya.
10. Kata Sambung
Adalah kata yang digunakan untuk menggabungkan kalimat tunggal dengan kalimat tunggal lainnya.contoh: dan, lagi pula, serta,tetapi, akan tetapi, melainkan,apabila, ketika, bila, bilamana, demi, sambil, sebelum, sedang, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, setelah, sesudah, tatkala, waktu,supaya, agar supaya dan lain-lain.
B.Diksi
1. Pengertian Diksi
Menurut Gorys Keraf pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau yang menyangkut cara-cara yang khusus berbrntuk ungkapan-ungkapan. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi berkaitan dengan ungkapan-ungkapan yang individual atau karakteristik, atau yang memiliki nilai artistik yang tinggi.
2. Persyaratan Ketepatan Diksi
Ketepatan adalah kamampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata-kata untuk mencapai maksud tertentu.
Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kata untuk mencapai ketepatan pilihan kata.
1) Membedakan secara cermat denotasi dari konotasi.
Kalau hanya pengertian dasar yang diinginkannnya, ia harus memilih kata yang denotatif, kalau ia menghendaki reaksi emosional tertentu, ia harus memilih kata konotatif sesuai dengan sasaran yang akan dicapainya itu.
2) Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
3) Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
Misalnya:bahwa-bawah-bawa,proposisi-preposisi,korparasi-koperasi,dan sebagainya.
4) Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.
5) Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing yang mengandung akhiran asing tersebut.
Perhatikan penggunaan : idiom-idiomatic, progres-progresif, kultur-kultural, dan sebagainya
6) Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
Pasangan yang tepat
|
Pasangan yang tidak tepat
|
antara.....dengan.....
|
antara....dan....
|
tidak.....melainkan.....
|
tidak.....tetapi....
|
baik.....ataupun.....
|
baik....maupun.....
|
7) Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus membedakan kata umum dan kata khusus.
Kata umum digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang umum, sedangkan kata khusus digunakan untuk seluk beluknya atau perinciannya. Kata khusus lebih tepat menggambarkan sesuatu dari pada kata umum.
8) Mempergunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi khusus.
Kata indira adalah adalah kata yang melukiskan suatu sifat yang khas dari pencerapan pancaindria. Atau pengertian lain yaitu kata-kata yang menggambarkan pengalaman manusia melalui pancaindria yang khusus.
Terkadang kata yang sebenarnya hanya dikenakan kepada suatu indria dikenakan pula pada indria lainnya yang disebut sinestesia,misalnya:
Wajahnya manis sekali.
Suaranya manis kedengaran.
Meskipun terjadi gejala sinestesia tadi, namun pada umumnya tiap indria memiliki kata-kata yang khusus untuk mengungkapkan pengalaman atau penghayatan melalui masing-masing indria. Kata-kata yang sering dipakai untuk menyatakan pencerapan itu adalah:
Peraba : dingin, panas, lembab, basah, kering, kasar, kasap,halus, kesat, rata
Perasa :pedas, pahit, asam, asin, manis.
Penciuman :pesing, apak, busuk, bangar, anyir, tengik, dan sebagainya
Pendengaran :dengung, deru, ringkik, mersik, desing, dengking,
Penglihatan :pijar, kabur, mengkilap, belang, menyala, kilat, kilap. Syarat-syarat kesusaian diksi yang lain menurut Gorys Keraf antara lain:
a. Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandar(tidak baku) dalam situasi yang formal.
b. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata populer.
c. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum. Jargon disini yaitu kata-kata tekhnis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya.
d. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang. kata slang adalalah kata dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadangkala berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain.
e. Dalam penulisan jangan mengguanakan kata percakapan.
f. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang.
3.Fungsi Diksi
Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :
a. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d. Mencegah perbedaan penafsiran.
e. Mencagah salah pemahaman.
f. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
C. Makna Kata
1. Macam-macam makna kata
Pada umumnya makna kata dibedakan pertama-tama atas makna kata yang bersifat denotatif dan makna kata yang bersifat konotatif.
1. Makna Denotatif
Kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan disebut dengan makna denotatif.Atau pengertian lain yaitu makna yang paling dasar pada suatu kata.
Contoh :
a. Rumah itu luasnya 250 meter persegi.
b. Ada seribu orang yang menghadiri acara pertemuan itu.
2. Makna Konotatif
Makna kata yang mengandung arti tambahan , perasaan tertentu atau nilai rasa tertentu disamping makna dasar yang umum dinamakan makna konotatif atau konotasi. Contoh:
Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang. (gugur : meninggal dunia)
Makna Denotatif
|
Makna Konotatif
|
Makna yang sesuai dengan makna asli.
|
Maknanya kiasan.
|
tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca.
|
sering kali membingungkan para pembacadalam menemukan makna.
|
seringkali dijumpai dalam penulisan karya ilmiah.
|
sangat sering dijumpai dalam karya sastra, misalnya puisi, cerpen, dan lain sebagainya.
|
D. Istilah
1. Definisi Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang has dalam bidang tertentu Tata istilah dan tata nama
a. Istilah umum dan istilah khusus
Istilah umum adalah istilah yang menjadi unsur bahasayang digunakan secara umum, sedangkan istilah khusus adalah istilah yang pemakaiannya dan/atau maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu.
Contoh :
Istilah Khusus Istilah Umum
Pidana daya
Diagnosis penilaian
c. Persyaratan yang baik dalam istilah
Ada beberapa persyaratan dalam pemanfaatan kosakata bahasa Indonesia :
a. Istilah yang dipilih tidak menyimpang dari makna dan harus mengungkapkan konsep yang sesuai yang dimaksud.
b. Istilah yang dipilih harus singkat diantara pilihan yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.
c. Istilah yang dipilih mempunyai nilai rasa (konotasi) baik.
d. Istilah yang dipilih sedap didengar atau eufonik.
e. Istilah yang dipilih harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
d. Penyerapan Istilah
a. Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat keperluan masa depan.
b. Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.
c. Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
d. Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.
e. Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak mengandung konotasi buruk.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan sehingga memunculkan makna yang sesuai atau sama antara pengarang dan pembaca.Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu. Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.Pemilihan istilah ilmiah yang tepat akan memberikan kesesuaian makna.
B. Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah ini mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan kepada semua pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan mempelajari diksi diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf Gorys .1998.Diksi dan Gaya Bahasa.Jakarta:PT.Grasindo Utama.
Depdikbud.1997.Pedoman Pembentukan Istilah.Jakarta:Bali Pustaka.
D.K.Eva dan Lestari Siti Rohmi.Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Yogyakarta:Edukasi Pustaka.
Chaer Abdul.2008.Morfologi Bahasa Indonesia (pendekatan proses) .Jakarta:Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar